Langsung ke konten utama

Karena Keramahan Islam, Jennifer Grout, Penyanyi Amerika Masuk Islam


Subhanallah, manusia berbondong-bondong masuk Islam, berita terbaru datang dari seorang penyayi muda Jennifer Grout, Penyanyi asal Amerika Serikat telah menyatakan dirinya telah memeluk Islam saat tinggal di Maroko ketika ia belajar Bahasa Arab. Hal tersebut terungkap lewat sebuah video yang diunggah ke laman Youtube pada Ahad (5/1/14).
Dalam video yang tidak dapat diverifikasi dari sumber lain itu, Grout muncul bersama seorang pemuda yang diduga merupkaan tunangannya dan seorang pria paruh baya.
Perempuan itu lalu ditanya beberapa hal seputar Islam dalam suasana penuh keramahan dan toleransi.
“Apakah Anda tahu bagaimana mengucapkan syahadat dalam Islam?” tanya pria paruh baya itu kepada Grout.
Perempuan yang berhasil meraih finalis tiga besar dalam kompetisi pencarian bakat Arab Got Talent itu pun lalu mengucapkan kalimat suci tersebut sebagai pernyataan telah menjadi Muslimah.
“Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.”
Selanjutnya, lelaki paruh baya tadi kembali menanyakan Grout, apakah ia tahu tata cara shalat.
Mendengar pertanyaan kedua ini, pemuda yang menyertai Jennifer pun menyela dan mengatakan, gadis berusia 23 tahun itu tahu banyak fakta tentang Islam.
Pria tersebut kemudian bertanya lagi apakah Grout hafal beberapa ayat Alquran dan perempuan itu pun mengiyakannya.
“Dia lalu mulai membaca Surat Al Fatihah dengan lancar dan suara yang merdu,” tulis OnIslam.net.
Dikutip dari laman Dailymail, Jennifer Grout yang lahir dan dibesarkan di Cambridge, Massachusetts, AS itu adalah putri dari seorang pianis dan pemain biola. Dia mulai belajar musik pada usia lima tahun.
Grout belajar opera di McGill University di Montreal, ketika ia pertama kali menemukan musik Arab. Setelah lulus kuliah, ia pun kemudian memutuskan pergi ke Maroko untuk mendalami Bahasa Arab. (dp/dais)
< Previous Article

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kagumi Ibadah Shalat, Don Trammell Akhirnya Memeluk Islam

“Perjalananku menuju Islam cukup berbelit. Namun pada akhirnya, itu membawaku pada penantian kasih sayang Allah,” ujar Don Trammell, memulai kisahnya menuju hidayah. Perjalanan Don hingga memeluk Islam membutuhkan waktu yang tak singkat. Prosesnya cukup panjang dengan awal mula ketika ia bertugas ke Kairo di Mesir. Di sana pula Don mendapat banyak teman muslim yang membantunya hingga akhirnya melabuhkan hatinya pada dienullah. Namun sebenarnya, kontak Jon dengan Islam kali pertama telah terjadi sebelum ia pindah ke negeri Piramid. Saat itu Don tengah bekerja di Finlandia, sekitar tahun 1999. Ketika bekerja di sebuah perusahaan software, ia bertemu dengan seorang wanita Mesir. Keduanya berkenaan lewat chat dan memiliki keperluan diskusi membahas mengenai teknologi nirkabel. Selama membahas teknologi nirkabel, Don banyak menyela diskusi mengenai agama. Ia bertanya banyak hal mengenai agama yang dianut wanita Mesir itu, Islam. “Sepanjang percakapan kami , aku...

Koh Steven, Mualaf yang Jual Semua Harta demi Tangani Corona

Seorang mualaf menjual hampir seluruh hartanya untuk membantu menangani dampak pandemi wabah corona atau Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia. Dia adalah Steven Indra Wibowo, pendiri sekaligus ketua Mualaf Center Indonesia Bagi Koh Steven, sapaan akrabnya, harta hanyalah titipan Allah SWT dan yang namanya titipan pasti akan kembali. Maka hanya ada dua, kembali dalam keadaan dipaksa karena suatu musibah dan sebagainya atau mengembalikannya dalam bentuk sedekah. "Saya memilih mengembalikan ini dengan cara yang baik. Ini harta pinjaman dari Allah, saya cuma ingin  balikin,  momennya sekarang lagi bagus. Ya sudah aku  balikin aja . Karena cepat atau lambat itu akan kembali, dan akan Allah minta pertanggungjawaban," kata dia kepada  Republika.co.id . Koh Steven menjelaskan, Rasulullah SAW pun pernah memperingatkan orang-orang, bahwa ada dua hal yang tidak disukai anak Adam. Pertama, kematian, padahal ini lebih baik daripada fitnah. Kedua, adalah kefakiran atau kemiskinan...

Nura, Masuk Islam Karena Membaca National Geographic Soal Haji

SUATU hari, Nura membaca sebuah Majalah  National Geographic . Dalam edisi itu, majalah asal Amerika itu menurunkan liputan soal haji. Reporternya adalah Thomas Abercrombie. Nur membacanya pada akhir tahun 1980-an ketika ia masih kecil. DI majalah itu, ia melihat foto-foto Kakbah, dan orang-orang yang sedang melakukan thawaf. Entah kenapa, Nur ingin sekali pergi ke Mekkah. Nura awalnya tidak paham bagaimana seseorang bisa menjadi seorang muslim. Ketika itu ia berusia 12 atau 13 tahun. Menurut Nura ketika itu, menjadi muslim berarti menjadi seorang Hindu. “Saya juga berpikir bahwa kaum perempuan tidak bisa ke Mekah. Saya pikir hanya lelaki saja yang dibenarkan menunaikan ibadah haji karena foto-foto Thomas Abercrombie memperlihatkan hanya lelaki saja,” kenangnya. Nura mengaku, ia tidak paham ketika itu bahwa hal itu dikarenakan antara jamaah laki-laki dan perempuan dipisah di Mekkah, dan bahwa terdapat banyak wanita di sana. Nura besar dengan memiliki pikiran artistik. Ia ...